Pengamat: Debat Pamungkas Pilgub Jabar Tak Tentukan Suara Pemilih

JAKARTA – JARRAK.ID – Pertarungan gagasan pada momen final debat Cagub Jabar 2018 tidak berdampak signifikan terhadap swing voter atau pemilih yang masih dapat berubah pilihannya. Demikian disebutkan pengamat politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi.

Menurut Karim, debat bukan variabel utama bagi pemilih. Sehingga, kata dia, swing voter belum tentu menjatuhkan pilihan politiknya karena penampilan di debat pamungkas itu.

“Pengaruhnya (soal debat cagub) tidak terlalu besar. Debat bukan satunya variabel yang menentukan keputusan pemilih,” ungkap Karim, Sabtu (23/6/2018), dilansir detikcom.

Karim menilai, pemilih di Jawa Barat tengah terbelnggu oleh pilihan dilematis. Satu sisi pemilih tertarik dengan program yang ditawarkan paslon, namun sisi lain ada kekuatan jaringan partai yang memikat mereka. “Saya menangkap ada pemilih yang mengalami dilema,” jelas Karim.

“Jadi ada ketertarikan isu yang diangkat paslon, tapi ada kekuatan yang menarik dia memilih paslon lain. Artinya ada mekanisme yang bekerja yaitu jaringan partai,” ujar Karim menambahkan.

Menurut Karim, program-program yang ditawarkan para calon semakin kreatif dan menguat. Misalnya paslon nomor satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang lebih mengedepankan kreativitas manajemen pemerintahan.

Kemudian, paslon nomor dua TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang vokal terhadap kepemimpinan tegas, lalu paslon nomor tiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu menjanjikan kesejahteraan warga Jabar.

“Terakhir paslon nomor empat (Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi) lebih kepada kepemimpinan melalui pendekatan budaya,” ungkap Karim.

Sebelumnya, final debat pemilihan Gubernur Jawa Barat berlangsung di Grand Ballrom Sudirman, Jalan Sudirman, Kota Bandung, pada Jumat (22/6/2018) kemarin malam. Debat berlangsung aman dan lancar.